Jujur adalah sikap pribadi orang Islam. Yang kesehariannya berkata
benar, tidak dusta, tidak menipu, polos
apa adanya. Jujur adalah sifat kenabian di samping amanah. Bahagialah orang
yang dikaruniai watak jujur karena hidupnya akan tentram dan damai sehubungan
dengan sikapnya yang polos, tidak dibuat – buat, tidak ada kepalsuan dalam
dirinya, tidak ada dusta, tidak ada menipu, sehingga tidak ada kwatir
terbongkarnya sesuatu yang disembunyikan dalam dirinya. Dan sebenarnyalah
ketika seseorang tidak jujur, berdusta kepada orang lain maka dia telah
menciptakan perang dalam hati nuraninya, karena dia bisa saja berdusta pada
orang lain tetapi tidak mungkin berdusta pada dirinya. Manakalah seseorang
berdusta, maka apa yang dikatakan sebenarnya berlainan dengan apa yang ada
dalam hatinya. Allah berfirman : “ Mereka berkata dengan mulut mereka dengan
apa – apa yang tidak ada di hati mereka. “ (QS. Al Imron : 167)
Facebook adalah sebuah layanan jejaring sosial dan situs web yang diluncurkan pada Februari 2004 yang
dioperasikan dan dimiliki oleh Facebook, Inc. Pada Januari 2011, Facebook
memiliki lebih dari 600 juta pengguna aktif. Pengguna dapat membuat profil
pribadi, menambahkan pengguna lain sebagai teman dan bertukar pesan, termasuk
pemberitahuan otomatis ketika mereka memperbarui profilnya. Selain itu,
pengguna dapat bergabung dengan grup pengguna yang memiliki tujuan tertentu,
diurutkan berdasarkan tempat kerja, sekolah, perguruan tinggi, atau
karakteristik lainnya.
Jujur adalah sikap kita dalam dunia
nyata dan maya. Facebook adalah dunia maya, sedangkan dunia maya penuh
informasi, komunikasi antar manusia. Di dunia, informasi bisa dibelokkan alias
dimanipulasi. Apa hubungannya dengan jujur dan Facebook ?. Ada, seperti kami
utarakan di atas, bahwa Facebook ada mempunyai profil pribadi yang harus diisi
oleh pengguna itu sendiri. Adapun isinya tergantung dari kejujuran dari si
pengguna tadi. Mungkin kita pernah tahu, mengenal wajah mereka, tapi nama
pengguna tidak sesuai. Atau sebaliknya, kita mengenal wajahnya tapi nama bukan
sebenarnya. Bahkan ada nama dan wajah (foto) tidak sesuai, ditambah lagi data
profilnya tidak valid.
Penulis telah mensurvei sekolah SMP
di Surabaya, survei membuktikan bahwa 3 dari 10 wajah dan nama tidak sesuai
dengan sebenarnya. Dan profilnya juga diisi tidak dengan sebenarnya. Alasan apa
yang mendasari mereka berbuat demikian ?. Karena intinya identitasnya tidak
ingin diketahui oleh siapapun. Salah satunya adalah malu, malu wajah tidak
bagus makanya diberi wajah atau foto orang ganteng, idola, gambar yang dia sukai.
Apalagi nama tidak sebenarnya atau nama lain, kadang ditambah – tambahi.
Sembilan dari sepuluh ingin berteman banyak atau
ingin dikenal banyak orang, sisanya hanya sekedar punya dan bermain games.
Mungkin karena sudah banyak jejaringan sosial yang mirip dengan Facebook, maka
Facebook menambah fitur yaitu Games. Dan banyak fitur atau aplikasi menarik
dalam Facebook tersebut, sehingga menganggap sambil komentari atau update
status bisa game dulu. Tidak salah anak – anak sekarang kiblatnya ke Warnet
tidak ke Masjid. Masjid jadi sepi tapi Warnet ramai, apalagi waktu liburan
jalan – jalan sepi karena bukan di tinggal mudik, tapi ada di Warnet semua.
Penulis yakin, bila kita jujur di
dunia maya Insya’ Allah jujur juga di dunia. Orang jujur bersama – sama Nabinya
di Surga. Survei membuktikan bahwa 9 dari 10 menyatakan bahwa kejujuran di
dunia maya khususnya Facebook juga mempengaruhi kehidupan sehari – hari. Ada 1
dari 10 menjawab kadang jujur kadang tidak, setelah diamati ternyata yang
menjawab mempunyai Account lebih dari 1.
Intinya, bila kejujuran melekat
kepada kita, Insya’ Allah kemana saja, di mana saja maupun di dunia maya
sekalian, kita jujur apa adanya. Di dunia maya khususnya Facebook, update
status dan komentar selalu berbuat jujur. Jujur dibarengi dengan perkataan yang
bagus – bagus. Jujur dan perkataan yang baik termasuk akhlaq mulia. Suatu karakter
terbentuk dari diri sendiri, sekolah, rumah dan lingkungan sekitarnya. Karakter
akhlaq mulia wajib dimiliki setiap orang muslim.
Pesan Penulis : “ Kuasa teknologi
sebanyak – banyaknya, jangan sampai kamu dikuasi teknologi “.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar